Media tanam jamur merang mudah didapat karena jamur ini dapat ditanam di berbagai media. Media tersebut harus mengandung selulosa dan jamur merang bisa hidup dari sisa tumbuhan yang sudah mati dan limbah pertanian atau pabrik. Media tanam jamur merang menurut Suharjo (2010) antara lain:
1. Jerami padi
Jerami padi tergolong media tanam pertama yang dikenal untuk membudidayakan jamur merang. Jerami padi banyak dijumpai hampir disetiap daerah, jumlahnya melimpah, tersedia sepanjang waktu, dan harganya sangat murah. Jerami padi juga memiliki kelebihan, yakni dapat disimpan dalam waktu yang lama, namun penggunaan jerami padi sebagai media tanam tidak terlepas dari beberapa kelemahan. Jerami harus dipasteurisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Saat perendaman media dan pengomposan, jerami mengeluarkan bau yang tidak sedap, sehingga kegiatan budidaya jamur harus jauh dari pemukiman. Jamur yang dihasilkan memiliki warna kecoklatan dan berbau khas jerami.
2. Daun pisang
Daun pisang yang digunakan adalah daun pisang yang sudah kering atau daun pisang segar yang dijemur hingga kering. Menggunakan media daun pisang juga tidak memerlukan biaya yang besar dan mudah dalam aplikasi teknologinya dan bekas media tanam dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang baik dan sebagai bahan baku pakan ternak.
3. Limbah jagung
Limbah jagung yang dapat dimanfaatkan untuk media tanam jamur merang adalah bagian batang daun dan tongkol. Selain itu, sisa kulit biji jagung yang tertinggal ditongkol akan memberi tambahan nutrisi untuk pertumbuhan jamur. Selain halnya jerami padi, limbah jagung juga memiliki daya simpan yang baik, harganya murah, dan jumlahnya melimpah.
4. Kardus
Kardus merupakan olahan dari kayu, sehingga kandungan senyawa utama kardus adalah selulosa yang sangat diperlukan untuk jamur tumbuh. Media kardus memiliki beberapa keunggulan, diantaranya praktis, mudah didapat, harganya murah, dan aman dari cemaran logam berat. Jamur merang yang ditanam di media kardus memiliki tekstur yang lebih kenyal dan warna yang lebih putih dibandingkan dengan media tanam lainnya. Warna yang lebih putih memberi kesan menarik dan jika dihidangkan akan mengundang selera makan. Warna putih cerah juga membuat jamur terlihat lebih segar.
5. Alang-alang
Alang-alang (Imperata cylindrica L.) termasuk dalam Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, Classis: Monocotyledoneae, Ordo: Glumiflorae, Familia: Gramineceae, Genus: Imperata, Species: Imperata cylindrica L (Rizki, 2011).
Alang-alang yang dikenal sebagai tanaman pengganggu juga dapat dijadikan media untuk jamur merang sebagai pengganti jerami. Alang-alang banyak dijumpai hampir di setiap daerah. Jumlahnya melimpah, tersedia sepanjang waktu, dan harganya sangat murah. Alang-alang mempunyai batang padat dengan buku yang berambut jarang, daunnya kasar dan proses pelapukannya agak lambat. Alang-alang potensial sebagai media tumbuh jamur merang dan jamur kuping, karena alang-alang mempunyai kandungan unsur hara yang tinggi terutama nitrogen. Salah satu media yang digunakan untuk memberikan kelembaban bagi alang-alang yaitu air kelapa. Kelapa (Cocos nucifera L.) termasuk dalam Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, Classis: Monocotyledoneae, Ordo: Principes, Familia: Arecaceae, Genus: Cocos, Species: Cocos nucifera L. (Rizki, 2011).
Air kelapa mengandung sedikit karbohidrat, protein, lemak dan beberapa mineral. Kandungan zat gizi ini tergantung kepada umur buah. Disamping zat gizi tersebut, air kelapa juga mengandung berbagai asam amino bebas. Menurut Azwar (2008) dalam Armawi (2009), air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman. Air kelapa mengandung zat/bahan-bahan seperti unsur hara, vitamin, asam amino, asam nukleat dan zat tumbuh seperti auksin dan asam giberelat yang berfungsi sebagai penstimulasi proliferasi jaringan, memperlancar metabolisme dan respirasi.
Rizki dan Masda Erfia Roza
