Rizki, S.Si., M.P.
Jamur merang (Volvariella volvaceae) termasuk dalam Kingdom: Fungi, Divisio: Basidiomycota, sub divisio: Basidiomycotina, Classis: Homobasidiomycetes, sub classis: Holobasidiomycetidae, Ordo: Agaricales, dan Familia: Pluteaceae Genus: Volvariella, Species: Volvariella volvaceae (Suharjo, 2010).
Jamur merang (Volvariella volvaceae) termasuk dalam Kingdom: Fungi, Divisio: Basidiomycota, sub divisio: Basidiomycotina, Classis: Homobasidiomycetes, sub classis: Holobasidiomycetidae, Ordo: Agaricales, dan Familia: Pluteaceae Genus: Volvariella, Species: Volvariella volvaceae (Suharjo, 2010).
Secara morfologi, jamur merang tersusun dari benang halus yang disebut dengan hifa. Hifa ini akan bergabung menjadi satu dan membentuk gumpalan kecil yang disebut dengan miselium. Miselium kemudian tumbuh membesar menjadi tubuh buah. Jamur merang muda berbentuk seperti telur dan berwarna putih, coklat, hingga hitam. Tubuh jamur dilapisi selaput atau selubung yang dikenal sebagai kulit jamur. Pada jamur dewasa, tudung akan mengembang membentuk cawan dengan diameter 6,8 cm dan berwarna putih keabu-abuan. Pada tahap pematangan reproduksi, bilah-bilah tudung yang awalnya berwarna putih berubah menjadi warna merah muda karena terjadi pematangan spora (Sumiati dan Djuariah, 2007).
Kehidupan jamur berawal dari spora yang akan berkecambah membentuk hifa berupa benang-benang halus. Hifa ini akan tumbuh keseluruh bagian media tumbuh, kemudian dari kumpulan hifa atau miselium akan berbentuk gumpalan kecil seperti simpul benang yang menandakan bahwa dikenal dengan stadia kepala jarum (Pinhead) atau Primordia. Simpul ini akan membesar dan diberi istilah stadia kancing kecil. Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar sampai stadia kancing (Button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini tangkai dan tudung yang tadinya tertutup selubung universal mulai membesar. Selubung robek, kemudian diikututi stadia perpanjangan (elorgation). Cawan (volva) pada saat ini terpisah dengan tudung (pileus) karena perpanjangan tangkai. Stadia yang terakhir adalah stadia dewasa tubuh buah (Sinaga, 2000)
Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Kehidupan Jamur Merang
Ada beberapa faktor lingkungan yang harus diperhatikan untuk budidaya jamur merang adalah:
1. Suhu
Ukuran derajat panas atau dingin suatu benda. Berdasarkan untuk pertumbuhan jamur dibutuhkan suhu yaitu 30˚ - 38˚ C.Suhu tidak boleh rendah dari 30˚ C dan tidak boleh lebih dari 38˚ C. Karena produksi jamur tidak akan optimal. Jika suhunya di bawah 30˚ C tubuh buah yang terbentuk akan kecil dan panjang, sebaliknya jika lebih dari 38˚ C akan menyebabkan payung yang terbentuk tipis, kerdil dan payungnya keras.
2. Kelembaban
Kelembapan udara yang dibutuhkan untuk produksi optimum jamur merang adalah 80-90% untuk pembentukan tubuh buah, jika kelembapan terlalu tinggi dapat menyebabkan busuknya jamur dan jika kelembapan terlalu rendah akan mengakibatkan tubuh buah yang terbentuk kecil dan sering terbentuk di bawah media tumbuh.
3. Derajat keasaman
Tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Derajat keasaman atau pH sangat penting dalam mengatur metabolisme dan sistem-sistem enzim, bila terjadi penyimpangan pH maka metabolisme jamur dapat terhenti. Keasaman pH media perlu di atur anatara pH 6-7.